Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di bidang keuangan. Kebutuhan pelanggan yang semakin kompleks dan keinginan untuk mendapat akses yang lebih mudah mendorong munculnya Open Banking, sebuah sistem baru yang memungkinkan institusi keuangan dan penyedia layanan pihak ketiga untuk saling berbagi data secara aman dan terstruktur.
Apa itu Open Banking?
Open Banking adalah sistem yang memungkinkan nasabah bank untuk menghubungkan akun bank mereka dengan aplikasi pihak ketiga yang tepercaya. Hal ini memungkinkan nasabah untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih mudah dan efisien, tanpa perlu berpindah-pindah aplikasi.
Open Banking bekerja dengan menggunakan API (Application Programming Interface). API adalah sebuah protokol yang memungkinkan aplikasi untuk berkomunikasi dan bertukar data satu sama lain. Dalam Open Banking, API digunakan untuk menghubungkan akun bank nasabah dengan aplikasi pihak ketiga.
Ketika nasabah memberikan izin kepada aplikasi pihak ketiga untuk mengakses data bank mereka, aplikasi tersebut dapat melakukan berbagai hal, misalnya:
- Mengecek saldo dan riwayat transaksi
- Melakukan transfer uang
- Membayar tagihan
- Mengajukan pinjaman
Manfaat Open Banking
Open Banking menawarkan banyak manfaat bagi nasabah, institusi keuangan, dan penyedia layanan pihak ketiga. Berikut adalah beberapa manfaatnya:
Bagi Nasabah:
- Kemudahan akses: Berdasarkan data OJK di tahun 2019, indeks inklusi keuangan di berbagai daerah Indonesia masih belum merata, dimana akses ke produk keuangan di wilayah perkotaan sudah mencapai 83,6%, sementara di pedesaan masih berada di angka 68,5%. Dengan Open Banking, penyedia jasa pihak ketiga dapat bekerja sama dengan bank untuk memanfaatkan fungsi utama perbankan, misalnya pembuatan rekening, untuk melengkapi aplikasi finansial miliknya. Semisal penyedia jasa pihak ketiga menciptakan produk investasi ataupun pinjaman, nasabah tidak perlu repot berpindah akun ataupun membuka rekening baru. Dengan demikian, nasabah dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih mudah dan efisien.
- Personalisasi: Dengan sistem berbagi data yang ada di Open API, nasabah dapat menerima produk dan layanan keuangan yang lebih personal berdasarkan data keuangan mereka. Misalnya, setelah nasabah mengotorisasi pembagian data, platform pihak ketiga dapat membaca data transaksi nasabah, kemudian menyediakan layanan pembayaran tagihan sesuai data transaksi.
- Inovasi: Nasabah dapat memanfaatkan berbagai aplikasi dan layanan keuangan baru yang inovatif.
Bagi Institusi Keuangan:
- Peningkatan pendapatan: Institusi keuangan dapat meningkatkan pendapatan dengan menawarkan produk dan layanan baru yang inovatif.
- Pengurangan biaya: Institusi keuangan dapat mengurangi biaya dengan berkolaborasi dengan penyedia layanan pihak ketiga.
- Peningkatan kepuasan pelanggan: Institusi keuangan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menawarkan layanan yang lebih baik.
- Menjangkau Nasabah Baru: Institusi keuangan dapat memperluas pangsa pasar lewat kerjasama dengan layanan pihak ketiga.
Bagi Penyedia Layanan Pihak Ketiga:
- Peluang bisnis baru: Penyedia layanan pihak ketiga dapat memanfaatkan data dan teknologi Open Banking untuk mengembangkan produk dan layanan baru yang inovatif.
- Peningkatan jangkauan pasar: Penyedia layanan pihak ketiga dapat menjangkau lebih banyak pelanggan dengan berkolaborasi dengan institusi keuangan.
- Peningkatan reputasi: Penyedia layanan pihak ketiga dapat meningkatkan reputasi mereka dengan menawarkan layanan yang aman dan terpercaya.
Tantangan Open Banking
Meskipun Open Banking menawarkan banyak manfaat, ada juga beberapa tantangan yang perlu dipertimbangkan, terutama terkait dengan keamanan data. Berikut adalah beberapa hal yang pelu diwaspadai:
- Pemenuhan regulasi Bank Indonesia
Bank Indonesia selaku regulator yang bersangkutan telah mengeluarkan regulasi khusus untuk open banking, yang dirangkum dalam Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP). SNAP memberikan langkah-langkah spesifik untuk spesifikasi teknis, operasional, dan pedoman pelaksanaan yang perlu dipenuhi oleh institusi keuangan sebelum mengimplementasikan API Open Banking. Langkah-langkah tersebut dituangkan dalam dua dokumen, yaitu:
- Standar teknis dan keamanan, standar data, dan spesifikasi teknis SNAP
Standar teknis dan keamanan, standar data, dan spesifikasi teknis SNAP diterapkan untuk API yang termasuk kategori: registrasi, informasi saldo, informasi riwayat transaksi, transfer kredit, transfer debit, dan kategori lain yang ditetapkan Bank Indonesia. Dalam dokumen ini, tercantum informasi mendetail tentang protokol komunikasi, tipe arsitektur API, struktur dan format dana, metode otentikasi, metode otorisasi, metode enkripsi, persyaratan pengelolaan akses API, maupun struktur data request, struktur data response.
- Pedoman tata kelola SNAP
Dokumen pedoman tata kelola SNAP berisi pedoman-pedoman sebagai standar untuk:
- Perlindungan data milik konsumen dan panduan penanganan pengaduan konsumen.
- Mekanisme Perlindungan Data, Mekanisme Pengelolaan Data, Penanganan Kebocoran Data.
- Prinsip Tata kelola dan Kehati-Hatian baik bagi Penyedia Layanan maupun PJP Pengguna Layanan , Pemantauan Pemenuhan Persyaratan 3rd party apps oleh institusi keuangan, Pemantauan Berkala 3rd party apps oleh institusi keuangan, Persiapan Kerja Sama Layanan Open API Pembayaran.
- Prinsip Umum, Klausul Minimum dan Klausul Tambahan dalam Kontrak Open API Pembayaran
Untuk detail lengkapnya, silakan cek dokumen Pedoman Tata Kelola SNAP yang disediakan oleh Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia.
- Kompleksitas infrastruktur serta hal tidak terduga
Adopsi open banking berarti customer akan melakukan transaksi melalui jalur API yang disediakan bank. Jika suatu saat terjadi downtime pada API, customer tidak akan bisa melakukan transaksi, yang akan berdampak pada kepercayaan customer karena bank dianggap tidak bisa diandalkan. Selain itu, terdapat risiko keamanan jika layanan pihak ketiga yang bersambung ke API memiliki celah keamanan, sehingga dapat berimbas pada hal yang tidak diinginkan, seperti kebocoran data customer.
Karena itu, institusi keuangan harus memikirkan desain API, yang harus bisa mensupport berbagai konfigurasi sesuai dengan lingkungannya serta metode preventif maupun penanganan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti mendesain security check berkala sebagai usaha preventif dan menyediakan jalur transaksi lain jika API mengalami error atau memerlukan maintenance. tidak dapat digunakan. Hal ini juga sejalan dengan regulasi SNAP yang diatur oleh Bank Indonesia.
- Ekslusivitas Data
Walaupun sistem data sharing dalam open banking membuka peluang terciptanya produk-produk baru yang inovatif, berbagi data dengan pihak ketiga berarti bank akan kehilangan eksklusivitasnya atas data nasabah.
- Pengurangan volume transaksi dengan kartu debit atau kredit
Inovasi selalu akan mendisrupsi model bisnis tradisional. Open Banking mempermudah nasabah untuk melakukan transaksi digital secara cepat, fleksibel, dan minim biaya. Jika adopsi open banking sudah massal, mungkin akan terjadi pengurangan penggunaan kartu debit maupun kredit.
- Kepercayaan pelanggan
Banyak nasabah yang masih skeptis terhadap keamanan dari sistem open banking. Sebagai bagian dari inovasi teknologi di bidang keuangan, kesalahan dapat berdampak fatal terhadap kepercayaan konsumen. Satu kesalahan saja bisa merubah potensi Open Banking sebagai teknologi yang bisa mengubah lanskap layanan keuangan menjadi commercially unavailable solution.
Oleh karena itu, institusi keamanan harus sangat memperhatikan kelancaran operasional serta keamanan sistem oepn banking, agar tidak membawa dampak negatif pada bisnis saat ini.
PT Global Innovation Technology adalah partner resmi Splunk di Indonesia dengan spesialisasi menangani integrasi solusi keamanan untuk industri Layanan Keuangan.
good information